Kamis, 12 April 2012

Tentang Kesenian Tarian Yapong Daerah Jawa Barat

Tarian Yapong Daerah Jawa Barat



Tari Yapong merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan erotis. Istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang menjadi Yapong. 
adapun corak pakaian yang dikenakan oleh para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka. 
Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala.

Tentang Kesenian Tarian Jaipong Daerah Jawa Barat

Tarian Jaipong Daerah Jawa Barat 


Jaipongan adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan. Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta. Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.

Tentang Kesenian Tarian Topeng Daerah Jawa Barat

Tarian Topeng Daerah Jawa Barat



Siapa yang tidak mengenal Tari Topeng dari Jawa Barat? Di propinsi ini tarian ini dikenal dengan tari Topeng Cirebon dan tari Topeng Priangan. Secara historis, kemunculan tari Topeng diawali di daerah Cirebon, yang kemudian menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat termasuk Priangan. Sebaran di Priangan disebarkan oleh Dalang Topeng bernama Wentar yang berasal dari Palimanan, Kabupaten Cirebon.
Anda akan mendapatkan bahwa Tari Topeng mempunyai ketentuan–ketentuan tertentu yang disesuaikan dengan perwatakannya misalnya PANJI, yang diartikan seorang bayi yang belum mempunyai dosa (masih bersih), PAMINDO, yang artinya kedua, atau diartikan juga sebagai lanjutan. Dalam cerita, digambarkan pula sebagai kesatria atau dalam tari topeng digambarkan pula sebagai seorang anak, PATIH, yang menggambarkan kedewasaan, dan KLANA, yang menggambarkan orang yang telah tua atau telah terpengaruh oleh hawa nafsu. 

Tentang Kesenian Tarian Rampak Bedug Daerah Banten

Tarian Rampak Beduk Daerah Banten

  Rampak Beduk merupakan sajian instrumen berupa perkusi, yang ditingkahi suara bedug berbagai ukuran. Ada empat bedug diikat kain merah biru, yang dipukul oleh pemain yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok musik menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara terdengar dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup. Namun, tak ada sajian instrumen tiup. Yang terdengar, suara harmonis antara bedug dan para vokalis tradisi saling menyahut. Seni Rampak Bedug berawal dari kebiasaan penduduk berkeliling kampung sambil memukul bedug kala sahur di bulan puasa. Yang kemudian dijadikan ajang untuk beradu keras memukul bedug. Alhasil terjadilah pertemuan antar mereka, saling beradu kekuatan bedug. Tari Rampak Beduk Banten dimainkan oleh secara masal. Sekilas, gerakannya mirip tarian dari daerah Aceh. 
“Rampak Bedug” dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni bedug atau ngadulag. Bila ngabedug dapat dimainkan oleh siapa saja, maka “Rampak Bedug” hanya bisa dimainkan oleh para pemain profesional. Rampak bedug bukan hanya dimainkan di bulan Ramadhan, tapi dimainkan juga secara profesional pada acara-acara hajatan (hitanan, pernikahan) dan hari-hari peringatan kedaerahan bahkan nasional. Rampak bedug merupakan pengiring Takbiran, Ruwatan, Marhabaan, Shalawatan (Shalawat Badar), dan lagu-lagu bernuansa religi lainnya.

Tentang Kesenian Tarian Prajurit Daerah Banten

Tarian Prajurit Daerah Banten


seni tari prajurit merupakan tarian yang dimainkan secara massal oleh penari perempuan maupun laki-laki(campuran). Tarian ini menggambarkan bagaimana prajurit gerak cepat yang dimiliki oleh kesultanan Banten. Perpaduan antara gerakan pencak dan formasi yang dinamis merupakan salah satu karakteristik dari tarian ini. Umumnya dalam tarian ini disertai juga dengan pertunjukan Debus (seni bela diri asal Banten). Terompet dan kendang, merupakan alunan musik dominan yang mengiringi tarian ini.
Tarian Prajurit Banten, merupakan tarian yang dimainkan secara massal oleh penari perempuan maupun laki-laki(campuran). Tarian ini menggambarkan bagaimana prajurit gerak cepat yang dimiliki oleh kesultanan Banten. Perpaduan antara gerakan pencak dan formasi yang dinamis merupakan salah satu karakteristik dari tarian ini. Umumnya dalam tarian ini disertai juga dengan pertunjukan Debus (seni bela diri asal Banten). Terompet dan kendang, merupakan alunan musik dominan yang mengiringi tarian ini.

Tentang Kesenian Tarian Silat Daerah Betawi/Jakarta

Tarian Pencak Silat Daerah Betawi/Jakarta



Tari Pencak Silat tergolong baru berkembang lama di Betawi. Sebab selama ini para pelaku silat Betawi lebih mementingkan segi “isi” ketimbang “kembangan” silat. Akan tetapi tarian ini bergunan untuk membangkitkan gairah anak muda untuk belajar pencak silat. Dengan sendirinya tari pencak silat berisi gerak-gerak silat denga berbagai aliran atau gaya yang diikuti masing-masing penari. 
Berbeda dengan tari pencak silat di Pasundan yang diiringi gendang pencak, tari silat Betawi diiringi gambang kromon, rebana biang, dan sebagainya. Ada pula pencak seperti kelompok Putra Betawi pimpinan Utama di Kayu manis dan Mamat di Cirendeu. Akan tetapi instrument gendang pencak pada tari silat Betawi hanya sebagai pembawa irama saja. Sementara di Pasundan di samping sebagai pembawa irama gendang pencak juga memberikan aksentuasi pada gerakan-gerakan tari. 
Pada 1979 Pemda DKI Jakarta dan Lembaga Kesenian Betawi pernah mengadakan festival tari silat Betawi Juara I adalah aliran Sabeni pimpinan Mohammad ali Sabeni dari Tanah ABang dengan pengiring orkes samrah; Juara II Sinar Kwitang pimpinan Asmat dari Kwitang dengan pengiring gambang kromong; Juara III Putra Betawi pimpinan Utama dari Kayu manis dengan pengiring gendang pencak Betawi.

Tentang Kesenian Tarian Ondel-ondel Betawi/Jakarta

Tarian Ondel-ondel Daerah Betawi/Jakarta




Tarian ini adalah kesenian yang ada di Betawi, entah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.Berbeda dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya para seniman di lingkungan istana dengan penuh pengabdian terhadap seni,  kesenian Betawi justru tumbuh dan berkernbang di kalangan rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaannya. Oleh karena itu kesenian Betawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat. Salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat adalah ondel-ondel. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyarnan bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih.

Tentang Kesenian Tarian Cokek Betawi/Jakarta

Tarian Cokek Daerah Betawi/Jakarta

Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu. Dewasa ini orkes gambang kromong biasa digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, disamping sebagai pengiring tari pergaulan yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tarian khas Tangerang ini diwarnai budaya etnik China. Penarinya mengenakan kebaya yang disebut cokek. Tarian cokek mirip sintren dari Cirebon atau sejenis ronggeng di Jawa Tengah. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Sebagai pembukaan pada tari cokek ialah wawayangan. Penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti irama gambang kromong. Rentangan tangannya setinggi bahu meningkah gerakan kaki. Setelah itu mereka mengajak tamu untuk menari bersama,dengan mengalungkan selendang. pertama-tama kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu bersedia ikut menari maka mulailah mereka ngibing, menari berpasang-pasangan. Tiap pasang berhadapan pada jarak yang dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Ada kalanya pula pasangan-pasangan itu saling membelakangi. Kalau tempatnya cukup leluasa biasa pula ada gerakan memutar dalam lingkaran yang cukup luas. Pakaian penari cokek biasanya terdiri atas baju kurung dan celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna. Ada yang berwarna merah menyala, hijau, ungu, kuning dan sebagainya, polos dan menyolok. Di ujung sebelah bawah celana biasa diberi hiasan dengan kain berwarna yang serasi. Selembar selendang panjang terikat pada pinggang dengan kedua ujungnya terurai ke bawah Rambutnya tersisir rapih licin ke belakang. Ada pula yang dikepang kemudian disanggulkan yang bentuknya tidak begitu besar, dihias dengan tusuk konde bergoyang-goyang.

Tentang Kesenian Tarian Topeng Betawi/ Jakarta

Tarian Topeng Betawi / Jakarta




Masyarakat Jakarta asli atau dikenal dengan suku Betawi mempunyai banyak kesenian, salah satunya adalah Topeng Betawi. Topeng Betawi sedikitnya memiliki tiga unsur utama yaitu : musik, tari, dan teater. Tarian yang terkandung dalam Topeng Betawi inilah yang disebut Tari Topeng Betawi.
Mengapa menggunakan “topeng”? Ini dikarenakan dahulu masyarakat Betawi menganggap Topeng memiliki kekuatan magis. Selain dapat menolak bala, juga dinilai mampu menghilangkan kedukaan karena kematian, sakit, atau pun petaka lainnya. Selain itu, masyarakat Betawi menggunakan pendekatan berbeda mengenai istilah topeng. Mungkin bagi banyak orang, topeng itu adalah kedok (penutup wajah). Namun, tidak untuk masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi menggunakan “topeng” untuk istilah pertunjukan. Anda pasti kenal kesenian yang bernama Topeng Monyet, bukan? Ya, kesenian yang biasa Anda temui di Jakarta dan sekitarnya ini adalah pertunjukkan yang menampilkan atraksi dari monyet yang terlatih.
Salah seorang tokoh seniman Betawi terkenal yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya Tari Topeng hingga ke mancanegara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Perlu diketahui bahwa negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
Khusus bagi masyarakat Betawi, Topeng Betawi digunakan dalam ritual kehidupan yang dianggap cukup penting, seperti pernikahan dan khitanan. Pada kedua ritual itu, Topeng Betawi digelar untuk memeriahkan pesta. Selain itu, Topeng Betawi juga digelar dengan tujuan membayar nazar. Meskipun harus membayar mahal untuk sebuah pertunjukan Topeng Betawi, namun rasanya hal itu tidak menjadi persoalan. “Biar tekor asal kesohor” begitu ungkapan kalangan masyarakat Betawi tertentu dalam menjaga image status sosiainya. Nah, bila si empunya hajat ingin menggelar Topeng Betawi, ia lebih dulu membayar panjer (uang muka) pada grup yang telah dipilih. Setelah ada kesepakatan biaya, kekurangannya akan dibayar pagi setelah pesta usai. Uangnya diambil dari amplop sumbangan dari para tamu yang hadir.

Tentang Kesenian Tarian Bedana Daerah Lampung

Tarian Bedana Daerah Lampung



Tari Bedana adalah tarian  muda/i Lampung. Tarian ini biasa dibawakan oleh pemuda/i dalam acara2 adat dan acara2 yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira.
Tari Bedana  adalah salah satu jenis seni tari masyarakat Suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Sebatin. Namun masing-masing memiliki karakteristik, baik dari alat musik yang digunakan maupun gerakan tarinya.
Menurut informasi, Tari Bedana masyarakat Lampung Pepadun memiliki warna musik dan gerak yang lebih kaya. Hal ini dapat dimaklumi karena watak khas masyarakat ini lebih terbuka dan berani dibandingkan masyarakat Lampung Sebatin. Masyarakat yang disebutkan terakhir ini dikenal lebih halus perangainya, dan cenderung membatasi diri. Namun pada umumnya mereka semua ramah dan baik hati.

Tentang Kesenian Tarian Sembah Daerah Lampung

Tarian Sembah Daerah Lampung


Ada 
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah.Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
 

Tentang Kesenian Tarian Ganau Daerah Bengkulu

Tarian Ganau Daerah Bengkulu



Tari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi dengan musik. Didominasi olrh iringan mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok penari wanita dan laki-laki.
*

Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri dengan gerakan yang cepat dan menghentak-hentak. Gerakan tangan, serta melompat dan dan formasi yang harmonis dengan iringan musik merupakan ciri khas yang dari tarian ini.
*

Tari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi dengan musik. Didominasi olrh iringan mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok penari wanita dan laki-laki.
*

Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri dengan gerakan yang cepat dan menghentak-hentak.Gerakan tangan, serta melompat dan dan formasi yang harmonis dengan iringan musik merupakan ciri khas yang dari tarian ini.

Tentang Kesenian Tarian Sekapur Sirih Daerah Jambi

Tarian Sekapur Sirih Daerah Jambi


Tari ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri.

Tentang Keseniarian Tauh Daerah Jambi

Tarian Tauh Daerah Jambi


Tarian ini merupakan tarian khas Daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur Kecamatan Gunung Raya, biasanya diselenggarakan pada saat ada perayaan-perayaankenduri Sko penyambutan tamu. Tarian ini dibawakan laki-laki dan perempuan (berpasang-pasangan) sering dilakukan sambil berdiri dan diiringi dengan misik rebab.gong dan nyanyian klasik yang disebut mantun yang mengisahkan Kehidupan masyarakat Desa, Percintaan, Adat istiadat dan lain-lain. Para penari menggunakan busana khas Lumpur yang berwarna hitam atau coklat serta memakai tutup hiasan perak. Tari Tauh acap dilakukan dilapangan terbuka namun ada juga didalam ruangan hal itu sesuai dengan waktu dan acara.

Rabu, 11 April 2012

Tentang Kesenian Tarian Pagar Pengantin SUMSEL

Tarian Pagar Pengantin Sumatera Selatan


Tarian yang dilakukan oleh pengantin wanita ini dan di iringi oleh 3 orang pengantin lainnya menggambarkan tarian terakhir dari pengantin wanita untuk melepaskan masa lajang, tarian ini dilakukan didepan mempelai pria dan menggambarkan bahwa pengantin wanita tersebut hanya akan bertindak didalam lingkaran / tampah menunjukkan bahwa wanita pengantin tersebut sekarang ruang geraknya terbatas karena sudah menikah 

Tentang Kesenian Tarian Gending Sriwijaya Sumatra Selatan

Tarian Gending Sriwijaya Sumsel.


Tarian ini digelar untuk menyambut para tamu istimewa yang bekunjung ke daerah tersebut, seperti kepala negara Republik Indonesia, menteri kabinet, kepala negara / pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang dianggap setara dengan itu.
Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian tradisional yang salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal dari masa kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di Kota Palembang yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan GedeSelendang MantripaksangkongDodot dan Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder. Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal kadang-kadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya.

Tentang Kesenian Tarian Gamelan Kep. Riau

Tarian Gamelan Daerah Kepulauan Riau


Tarian Gamelan merupakan salah satu tarian Melayu klassik. Tarian klasik ini mula di direkodkan dipersembahkan di Istana di empayar Riau dan Lingga dalam kurun ke-17. Ia mula di persembahkan buat pertama kali di khalayak ramai di Pekan, Pahang dalam tahun 1811 dalam upacara persandingan Tengku Hussain, putera kepada Sultan Abdul Rahman yang memerintah Lingga, dengan Wan Esah yakni adik perempuan kepada Bendahara Ali dari Pahang.Ia mula di perkenalkan di Terengganu selepas Tengku Mariam iaitu seorang puteri di Pahang, mengahwini Tengku Sulaiman yakni putera kepada Tengku Zainal Abidin dari Terengganu.
Menurut Tengku Mariam, pada asalnya repositori tarian ini terdiri daripada 77 jenis Gamelan. Tetapi pada hari ini hanya tinggal 33 jenis sahaja lagi kesan daripada ketiadaan tenaga pengajar jenis tarian itu lagi. Antara 33 jenis tarian yang masih tinggal itu adalah seperti Timang Burung, Ayak-ayak, Lambang Sari, Ketam Renjung, Geliung, Lantai Lima, Kending Gajah, Togok Rompin, Kunang-kunang Mabuk, Galuk Merajuk, Silatin, Lolo dan Monab.
Tarian ini yang mana di persembahkan secara eksklusif oleh penari wanita boleh di pentaskan secara dalaman ataupun persembahan terbuka. Unsur Jawa boleh di lihat dari segi seni tarian tersebut. Secara estetikanya, tarian ini adalah sangat cantik dan merupakan bentuk tarian yang paling kaya dari segi jenisnya dalam kebanyakan adat tarian Melayu.

Tentang Kesenian Tarian Persembahan Daerah KEPRI

Tarian Persembahan Daerah Kepulauan Riau




Tari Persembahan adalah Sebuah tari Melayu yang khusus untuk menyambut tamu-tamu, Tak lengkap rasanya bila suatu acara khusus tidak menampilkan tari persembahan ini.
tari persembahan bisa dibilang tari sekapur sirih. bila rentak irama gendangnya dipercepat,   
ini  menandakan acara pemberian sirih kepada tamu undangan dimulai, Begitulah sampai para penari beranjak pergi.

Tentang Kesenian Tarian Zapin Riau

Tarian Zapin Daerah Riau

Zapin merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tari Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan dikalangan raja-raja di istana setelah dibawa oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16.
Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.
Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.

Tentang Kesenian Tarian Pembubung Daerah Riau

Tarian Pembubung Daerah Riau


Tari pembubung merupakan tarian yang paling populer dari daerah Riau. Tarian ini, seperti halnya tarian melayu lainnya, didominasi oleh iringan musik melayu. Dimainkan oleh sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan. Penari memakai pakaian melayu yang cerah. Tarian ini didominasi oleh gerakan yang menghentak-hentak dan dinamis, serta formasi penari yang dinamis. Keharmonisan gerakan tangan dan kaki serta formasi, dan alunan musiknya, membuat tarian tersebut begitu menarik.

Tentang Kesenian Tarian Lilin Sumbar

Tarian Lilin Sumatera Barat




Deskripsi : Tarian Lilin pada asasnya merupakan sebuah tarian yang dipersembahkan oleh sekumpulan penari dengan diiringi sekumpulan pemuzik. Para penari ini akan membawa lilin yang dinyalakan pada piring yang dipegang pada setiap belah tangan mereka. Penari ini akan menarikan tarian secara berkumpulan dengan memusingkan piring yang mempunyai lilin yang menyala secara berhati-hati agar piring tersebut sentiasa mendatar, dan lilin tidak terpadam.

Selasa, 10 April 2012

Tentang Kesenian Tarian Payuang Sumatera Barat

Tarian Payuang Sumatera barat
Deskripsi : Tari Payuang Merupakan tarian pergaulan Melayu yang popular yang menggambarkan suasana kegembiraan antara sepasang kekasih. Musik pengiringnya berirama Melayu dengan ciri khas hitungan ketukan pada gendangnya. Penari pria memakai kostum taluak balango, berkopiah, bercelana panjang dan sesamping dari kain sarung, sedangkan yang wanita memakai sunting kecil, baju kurung, sarung songket dan selendang. Payung dimainkan secara bergantian dan bersama-sama. 
Tarian yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih. 
Tarian ini merupakan tari pergaulan muda-mudi yang dilambangkan dengan payung sebagai pelindung. Makanya, tarian ini dibawakan secara berpasangan.
Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, penari wanita juga menggunakan selendang sebagai pelengkapnya.
Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis.

Tentang Kesenian Tarian Piring Sumatera Barat



Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.

Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan. 
Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.










































Tentang Kesenian Tarian Tor-Tor Sumatra Utara

Tarian Tor Tor Sumatera Utara 

Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak.
Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis.

Tentang Kesenian Tarian Likok Pulo Daerah Aceh

Tarian Likok Pulo Daerah Aceh



Tari Likok Pulo adalah tari yang berasal dari Aceh. Tarian ini lahir sekitar tahun 1849, diciptakan oleh seorang ulama tua berasal dari Arab yang hanyut di laut dan terdampar di Pulo Aceh. Tari ini diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi. Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar, atau bahu membahu.
Seorang pemain utama yang disebut cèh berada di tengah-tengah pemain. Dua orang penabuh rapa'i berada di belakang atau sisi kiri dan kanan pemain. Sedangkan gerak tari hanya memfungsikan anggota tubuh bagian atas, badantangan, dan kepala. Gerakan tari pada prinsipnya ialah gerakan oleh tubuh, keterampilan, keseragaman atau kesetaraan dengan memfungsikan tangan sama-sama ke depan, ke samping kiri atau kanan, ke atas, dan melingkar dari depan ke belakang, dengan tempo mula lambat hingga cepat.

Tentang Kesenian Tarian seudati Daerah Istimewa Aceh

Tarian Seudati Daerah Istimewa Aceh





Tari Seudati pada mulanya tumbuh di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Tari Seudati berasal dari kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke tingkat Sekolah Dasar.
Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun, ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan dan kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan kesombongan sekaligus kesatria.


Tentang Kesenian Tarian Daerah Istimewa Aceh

Tarian Saman Daerah Istimewa Aceh

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.[1]
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.