Kamis, 08 Oktober 2015

KESENIAN TARI CAKALELE DAERAH MALUKU

Tarian Cakalele dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku, sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan).
Adapun para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih.
Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup.
Pemakaian parang dan tameng dalam tari Cakalele melambangkan harga diri dan martabat masyarakat Maluku yang akan dijaga hingga mati. Serta tameng yang merupakan protes dari masyarakat Maluku yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah.
Ketika Tari Cakalele ditampilkan masyarakat Maluku percaya bahwa terkadang arwah leluhur masuk ke dalam raga penari. Dan kehadiran arwah leluhur tesebut hanya bisa dirasakan oleh penduduk asli Maluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar