Sabtu, 03 Oktober 2015

KESENIAN TARI SIWA NATARAJA DAERAH BALI

Tarian Siwa Nataraja adalah simbol keagamaan, seni dan ilmu pengetahuan yang di gabung menjadi satu. Tarian-Nya yang tanpa akhir, mulai penciptaan, pemeliharaan hingga peleburan, tersembunyi pengertian yang dalam tentang alam semesta kita. Nataraja, Raja Tari, mempunyai empat tangan. Tangan kanan atas memegang genderang dari mana hasil-hasil ciptaan terus keluar tiada hentinya; Tuhan adalah sumber dari segala ciptaan. Tangan kanan bawah dalam posisi memberi restu, menggambarkan Tuhan yang maha pengasih, sekaligus maha penghancur atau maha pelebur yang digambarkan pada tangan kiri atas yang memegang lidah api abadi yang berkobar. Kaki kanan, berdiri di atas apasmara(penjahat atau iblis kerdil). Kata “apasmara” secara harfiah berarti hilangnya ingatan, turunnya penyakit, kebingungan, kelupaan.
Siwa Nataraja adalah manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi, sebagai dewanya penari. Siwa terus menari sehingga menimbulkan ritme dan keteraturan di dalam alam semesta. Gerakan Siwa merupakan pancaran tenaga prima yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini.
Tari Siwa Nataraja yang telah dijadikan tari kebesaran STSI Denpasar ini ditarikan oleh sembilan orang penari putri : satu orang berperan sebagai Siwa, sedangkan delapan orang lainnya menggambarkan pancaran tenaga-tenaga prima dari Siwa.
Tarian ini merupakan perpaduan antara tari Bali dengan beberapa elemen tari Bharata Natyam (India) yang telah dimodifikasi sehingga terwujudlah suatu bentuk tari yang utuh.
Karya tari yang ditata oleh Swasti Bandem ini melukiskan kebesaran Dewa Siwa sebagai raja seni tari. Gerak dan tarian Dewa Siwa ini merupakan pancaran tenaga-tenaga prima yang bersatu, hingga terciptalah alam semesta ini. Pancaran energi dari tarian inilah yang menyebabkan adanya ritme dan keteraturan dalam kosmos bumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar